Horay…horay…horay….alhamdulilah Kiki kami sudah sarjana. Chikita sekarang sudah BSc, dan itu membuatnya semakin tampak dewasa, walau di mata kami Kiki tetaplah si bontot yang suka ogohan terutama kepada Ayah Ikang nya.
Ada perasaan lega, bahagia, namun juga was-was selama persiapan menuju Malaysia, di Malaysia, dan sepulang Malaysia. Chikita Fawzi diwisuda pada tanggal 10 Oktober 2011 lalu, dan hal itu kami anggap sebagai ungkapan cinta-kasih Kiki kami kepada kedua orang tuanya yang selama ini membiayai, secara khusus hadial ulang tahun ke 49 untuk Ibu Ichanya dan ke 51 untuk Ayah Ikang nya.
Kedua anak-anak kami baik itu Isabella Fawzi maupun Chikita Fawzi alhamdulillah tidak ada yang menyusahkan. Dan keduanya adalah permata hati kami titipan Allah Azza wa Jalla yang tak terhingga. Dengan segala kekurangan serta kelebihannya, kami berempatg merasa subhanallah “BAHAGIA.” Bahwa banyak pihak lain yang merasa iri-dengki dan mencoba merusak tatanan yang benar-benar kami jaga dengan hati-hati ini, sudah lama kami ketahui. Namun kami tidak pernah ingin terpancing adanya. Arahnya macam-macam, mulai dari mantan rival di Pilkada Banten 2006 terkait dengan kasus ijazah SE palsu di sebuah universitas di Jakarta Timur, sampai Pilkada Banten 2011 dimana pasangan yang dulu pernah saya tuntut berlaku curang pada Pilada 2006 dengan melakukan sebuah upaya penyelundupan hukum terkait dengan sebuah KEPPRES pada posisinya yang seorang “PENJABAT atau CARE TAKER” dan bukan seorang “PEJABAT atau INCUMBENT” sampai kepada proses mendapatkan ijazah SE yang bersangkutan hanya dalam jagka waktu 8 (delapan bulan) semata.
Nah…sekarang pada tahun 2011 di saat kami sekeluarga memilih GOLPUT (a-politik dan tidak bersedia memilih) pada tanggal 22 Oktober besok ini, TEROR yang dilakukan secara sistemik dan berkelanjutan masih terjadi! Lagi-lagi kami tidak terpancing…dan alhamdulillah masih banyak penggemar maupun pendukung kami yang membela kami baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Kami hanya peduli jika mereka mengancam keselamatan jiwa kami dan kalau gangguan datang lebih ‘seram’ ke depannya. Laporan Polisi kami masih belum dicabut, sehingga beberapa nama yang sudah masuk di Polda Metro Jaya akan memudahkan penyidikan, karena penyelidikan telah dimulai sejak beberpa bulan lalu. Teurtama kejahatan melalui media dan cyber space.
Saat seorang teman baik yang kebetulan seorang wartaan bertanya, mbak kok nanti nggak mau nyoblos kenapa? Saya hanya menjawab bahwa saya sedang konsentrasi untuk wisuda MBA saya. Alhamdulillah Universitas Gadjah Mada memilih saya untuk memimpin pembacaan janji wisuda dan Sumpah Alumni Universitas Gadjah Mada. KAGAMA atau singkatan dari Keluarga Besar Alumni Universitas Gadjah Mada sangat kompak, agak susah disamakan dengan kampus-kampus negeri lainnya, mungkin almuni ITB dari Bandung yang mendekati karakternya. Beberapa sahabat media akan saya undang hadir ke Yogyakarta, semuanya yang dekat di hati keluarga kami dan yang tidak pernah memihak pada kejahatan media dengan menyudutkan kami sekeluarga selama ini. Seperti saat Chikita Fawzi kemarin diwisuda di Malaysia, kami juga mengajak mereka. Alhamdulillah chemistry yang ada dapat terawat secara berkelanjutan…subhanallah…
Bahkan ketika saya mendapat undangan dari Kak Rambe owner serta pengelola BMT Beringharjo, Yogyakarta ke Malaysia lagi untuk pengembangan bisnisnya di sana, saya berencana membawa media juga dengan rombongan yang akan dipimpin oleh Ikang Fawzi suamiku dan Mbak Menik untuk mendatangi Les Copaque kantor tempat Chikita Fawzi si bungsu kami bekerja (Produsen Serial TV “Upin dan Ipin”). Kemarin saat selesai acara convocation (diwisuda), kami tidak sempat ke sana karena jadwal terlalu padat serta kelelahan. Kebetulan Ikang Fawzi suamiku dan saya punya tabungan sedikit untuk membelikan mobil untuk sarana transportasi Chikita Fawzi. Dan showroom mobil yang menjual mobil mini seperti yang diinginkan Chikita Fawzi berjarak lumayan jauh dari penginapan kami dan MMU (Malaysian Multimedia Univeristy) tempat wisuda atau convocation Chikita. Sehingga apa yang belum selesai kami lakukan saat kunjungan kami kemarin akan kami lunasi pada kunjungan berikutnya. Teman-teman media yang biasa dekat dengan kami senang karena diajak ke luar negeri, dan kami juga senang karena dapat terbantu upaya sosialisasi kebaikan sebagai sekedar contoh kehidupan berumahtangga kami. Keluarga besar kita semua anak bangsa Indonesia yang mencetak sedikit prestasi di luar negeri.
Chikita Fawzi kami tercinta mendapatkan kepercayaan atau tepatnya diberi tanggung jawab serial baru dari Les Copaque, dan Chikita terlihat luar biasa excited. Sebagai orangtua, tentu Ikang Fawzi dan saya ibunya akan mendorong habis-habisan. Apa yang dapat diberikan yang terbaik dari kemampuan kami akan kami berikan pada mereka berdua, baik Chikita maupun Isabella. Tinggal ke depannya menyeleksi calon anak-menantu saja … hehe… Sesuai dengan doa yang kami panjatkan, semoga kedua menantu kami itu dalam kondisi beriman sama, dari keluarga baik-baik, dan mendapatkan pendidikan cukup bagi bekal amsa depan. Kalau saya pribadi ingin sekali memiliki menantu seorang ekonomi, entah mengapa saya membayangkan ada anak menantuku yang bekerja di Bank Indonesia, dan mengawal ekonomi negeri ini lebih berkelanjutan pro nasionalisme Indonesia, tidak seliberal sekarang. Tapi itu kan keinginan saya semata…hehe… belum tentu kedua anak-anakku sama keinginannya dengan ibunya. Yah…terserah mereka saja. Yang penting kedua anak-anakku Isabella dan Chikita berbahagia lahir dan bathin dalam penikahan mereka kelak. Serta penting untuk selalu mereka ingat, agar jangan cari suami yang ayahnya berpologami, karena kebiasaan yang tidak pernah disukai sebagian besar perempuan di dunia itu juga teramat-sangat-tidak saya sukai. Saya khawatir kalau anak-mantuku dari keluarga seperti itu, mereka akan meniru apa yang dilakukan oleh ayah mereka. Semoga… Ya Allah…semoga… yang terbaik saja dari-Mu untuk keluarga kami. Amin Ya Robbal Alamiiin…
"Chikita Fawzi Kami Nan Cantik serta Cerdas: Ibu Marissa Haque & Ayah Ikang Fawzi"